Artikel
Kesehatan - Mamografi Mendeteksi Kanker Payudara Stadium Nol.
Kanker payudara merupakan kanker
terbanyak kedua yang menyerang perempuan setelah kanker mulut rahim di
Indonesia. Sampai sekarang belum diketahui penyebabnya secara pasti, sehingga
dibutuhkan deteksi dini stadium kanker, yaitu stadium nol dengan menggunakan
mamografi. Penderita pasien payudara setiap tahun semakin meningkat. Berdasarkan
data dari International Agencies for Research on Cancer (IARC) tahun
2005, kasus baru di Indonesia sekitar 26 per 100.000 perempuan setiap tahun,
dan sebagian besar dalam keadaan stadium lanjut
Deteksi
dini stadium nol dibutuhkan untuk menemukan penderita kanker pada stadium
rendah (down staging), sehingga presentase kemungkinan untuk dapat
disembuhkan tinggi.
Mamografi merupakan modalitas untuk
deteksi dini atau skrining kanker payudara dengan menggunakan sinar X. Alat ini
mampu memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk yang terkecil hingga kurang
dari 5 mm (stadium nol). Pada stadium nol, mamografi dapat memperlihatkan
adanya mikrokalsifikasi, yaitu suatu benjolan yang tidak dapat teraba
baik oleh perempuan itu sendiri maupun dokter sekalipun, hingga benjolan tersebut
berukuran 1 cm atau lebih.
Stadium nol adalah merupakan stadium
pre kanker, dimana massa tumor belum keluar dari kelenjar susu maupun saluran
susu (LCIS atau DCIS). "Bila stadium nol dapat segera dideteksi, maka
kemungkinan sembuh masih sangat besar," ujar Dr Sariningsih Hikmawati,
Sp.Rad, Staf Medik Fungsional Bidang Radiologi RS Kanker Dharmais, dalam acara
penyuluhan awam bertajuk 'Manfaat Pemeriksaan Mamografi' di RS Kanker Dharmais,
Jakarta, Selasa (11/5/2010). Menurut data Perhimpunan Dokter Spesialis
Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) tahun 2003, prognosis daya tahan hidup
penderita kanker payudara (survival rate) per stadium sebagai berikut:
- Stadium 0 (massa tumor belum keluar dari kelenjar susu maupun saluran susu): 10 tahun bertahan hidup 98 persen
- Stadium 1 (massa tumor masih terbatas pada payudara): 5 tahun bertahan hidup 85 persen
- Stadium 2 (telah ada keterlibatan kelenjar getah bening pada ketiak): 5 tahun bertahan hidup 60-70 persen
- Stadium 3 (massa tumor telah menyebar pada otot dan dinding dada atau kelenjar getah bening di atas supraklavikula): 5 tahun bertahan hidup 30-50 persen
- Stadium 4 (kanker telah menyebar ke organ lain): 5 tahun bertahan hidup 15 persen
Dr Sari mengatakan, perempuan di
atas usia 40 tahun dianjurkan melakukan skrining mamografi setiap 1-3 tahun
sekali. Hal ini karena perempuan dengan usia diatas 40 tahun sangat berisiko
terkena kanker payudara.
Faktor
risiko lainnya pada perempuan antara lain:
- Mengalami haid pertama pada usia kurang dari 12 tahun
- Berhenti haid (menopause) di atas usia 50 tahun
- Tidak mempunyai anak
- Kehamilan pertama di atas usia 35 tahun
- Menjalani terapi hormonal
- Memiliki riwayat tumor jinak sebelumnya
- Memiliki riwayat keluarga terkena kanker payudara (faktor keturunan)
Tapi Dr Sari tidak menganjurkan
melakukan skrining mamografi pada perempuan dibawah usia 35 tahun atau yang
belum menikah. Hal ini karena pada usia tersebut payudara masih dalam keadaan
kencang, dan bila dilakukan skrining mamografi tidak bisa menampakkan hasil
yang maksimal karena masih tertutup hormon.
Ø Dampak
positif Mamografi
Mendeteksi Kanker Payudara Stadium Nol
-
Angka kematian akibat kanker payudara
dapat ditekan dengan deteksi dini.
-
Meningkatkan kesadaran wanita akan
tingginya frekuensi penyakit kanker payudara
-
Agar tidak tinggi angka pasien yang
datang dengan kanker payudara stadium lanjut.
-
jika diketahui stadium kanker lebih
dini, bisa diterapi hingga sembuh 100 persen.
Ø Dampak
negatif Mamografi
-
Praktek skrining mammografi dapat mengakibatkan resiko
kumulatif kanker payudara, terutama bagi
wanita yang berada pada masa premenopause.
-
diagnosa positif yang salah sering terjadi sebesar 89%,
yang mengakibatkan banyak wanita mendapatkan mastectomy (operasi pengangkatan
payudara) yang sebenarnya tidak diperlukan dan membahayakan, ditambah dengan
radiasi atau kemoterapi.
-
mammografi memang bermanfaat. Tapi ada
teknologi-teknologi yang terbukti lebih murah, benar-benar tidak membahayakan
kesehatan dan lebih efektif dalam menyelamatkan banyak orang.
Ø Solusi:
-
Kita dapat mendeteksi kanker payudara tidak dengan
mamografi melainkan dengan cara Skrining Termografi Payudara yang sudah ada
sejak tahun 1960-an.
-
-
Sumber:
http://www.artikelbagus.com/2011/11/mamografi-mendeteksi-kanker-payudara.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar